Arsitek Gedung Baru DPR Bantah Tiru Chile
TEMPO Interaktif, Jakarta
-Arsitek gedung baru DPR Budi Asdar Sukada membantah desain gedung baru
untuk DPR meniru gedung parlemen Chile. "Huruf U terbalik itu dibiking
orang dimana-mana, kami tidak niru," kata Budi saat dihubungi Tempo,
beberapa waktu lalu.
Menurut dia, desain gedung baru itu dirancang sepenuhnya oleh tim arsitek yang seluruhnya orang Indonesia. Desain U terbalik itu melambangkan sebuah filosofi atas keberadaan DPR. "Kami mengambil U terbalik itu dengan mengambil filosofi gerbang. Ini melambangkan DPR sebagai gerbang aspirasi rakyat menuju masa depan yang lebih baik," kata dia.
Budi menceritakan, desain gedung baru dirancang selama dua tahun sejak 2007. Proses selama itu dilakukan sejak inisiasi, survei lapangan, serta memperhitungkan kebutuhan dan kapasitas gedung baru. Jumlah tim yang mendukung desain itu mencapai puluhan orang dengan latar belakang pendidikan teknik arsitektur dan sipil.
Berapa biaya yang
dikeluarkan untuk mendesain baru? "Wah saya tidak tahu. Saya bukan
bagian yang mengurusi perduitan," kata Budi.
Disebut-sebut, total biaya yang dikeluarkan dalam perencanaan gadung baru itu mencapai Rp 18 miliar. Namun, jumlah itu dibantah Sekretaris Jenderal DPR Nining Indrasaleh. Dalam keterangan pers beberapa waktu lalu, dia mengatakan jumlah yang telah dikeluarkan untuk merancang gedung itu adalah Rp 14,7 miliar.
Meski merancang dengan memakan waktu lama dan biaya yang tidak sedikit, Budi mengaku tidak tahu apakah rancangannya akan tetap digunakan atau tidak. Sebab, sejak dinyatakan bahwa pembangunan gedung baru ditunda sejak Oktober lalu, hingga kini Budi tidak pernah lagi berhubungan dengan Sekretariat Jenderal DPR. "Saya tidak tahu lagi perkembangannya," kata dia.
Budi juga mengaku tidak tahu apakah pihaknya akan dilibatkan kembali untuk segera membangun gedung baru. "Saya tidak tahu," ujar dia singkat.
Sebagaimana
diketahui, proses pembangunan gedung baru akan mulai dilaksanakan
kembali pada tahun 2011 ini. Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso
memperkirakan proses peletakan batu pertama pembangunan gedung baru akan
dilakukan Juni 2011.Disebut-sebut, total biaya yang dikeluarkan dalam perencanaan gadung baru itu mencapai Rp 18 miliar. Namun, jumlah itu dibantah Sekretaris Jenderal DPR Nining Indrasaleh. Dalam keterangan pers beberapa waktu lalu, dia mengatakan jumlah yang telah dikeluarkan untuk merancang gedung itu adalah Rp 14,7 miliar.
Meski merancang dengan memakan waktu lama dan biaya yang tidak sedikit, Budi mengaku tidak tahu apakah rancangannya akan tetap digunakan atau tidak. Sebab, sejak dinyatakan bahwa pembangunan gedung baru ditunda sejak Oktober lalu, hingga kini Budi tidak pernah lagi berhubungan dengan Sekretariat Jenderal DPR. "Saya tidak tahu lagi perkembangannya," kata dia.
Budi juga mengaku tidak tahu apakah pihaknya akan dilibatkan kembali untuk segera membangun gedung baru. "Saya tidak tahu," ujar dia singkat.
Amirullah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar